Rabu, 29 Mei 2013

mencari jejak Ipik Gandamanah

ini cerita ku saat tadi pagi berencana dengan temanku untuk pergi ke salah satu tempat yang menjadi saksi sejarah pada zaman revolusi fisik di daerah bogor, tepatnya di desa malasari kecamatan nanggung, yang disana ada bangunan yang masyarakat sekitar disebut dengan rumah sejarah. tadinya aku bingung rumah sejarah itu apa?? ternyata rumah sejarah itu adalah pendopo atau bisa dikatakan rumah yang menjadi rumah tempat tinggal dari bapak Ipik Gandamanah yang merupakan seorang Bupati pertama kabupaten bogor.
nih aku ceritain ya perjalanan tadi, pagi-pagi sekitar jam 9.00 aku berangkat dari rumah yang memang masih berada di kabupaten bogor. berangkat mengendarai motor yang setia selama 8 taun nemenin aku, si merah namanya. aku berangkat ke rumah sejarah tersebut tidak sendiri tapi bedua bersama teman yang mempunyai ketertarikan yang sama dengan rumah sejarah tersebut, kami betemu di kecamatan nanggung, aku kira dari sana sudah dekat dengan lokasi yang kami tuju eh ternyata masih sangat jauuh, dengan jalan yang masih banyak yang berlubang dan naik turun gunung dan melewati hutan-hutan bisa, tapi saya berpikir pantas saja disana dijadikan tempat persembunyian ternyata memang sanagt terpencil tempatnya, bisa kalian bayangkan. ada satu turunan yang sangat panjang, aku ragu si merah masih kuat pa tidak untuk naik dan menempuh tanjakan yang setelah saya tanyakan ke warga sana kurang lebih sepanjang 1 KM itu???.
tapi tidak jauh dari turunan itu ternyata sampailah kita di ruamh sejarah tersebut. pas kita sampai tenyata rumah tersebut kosong dengan pintu yang terbuka begitu saja. saya berpikir dalam hati, ko situs bersejarah yang penting seperti ini bisa terbengkalai?? tapi tak lama kemudian seorang ibu yang kira-kira berumur 45 tahunan datang menghampiri kami berdua. tapi ternyata ibu tersebut tidak mengetahui tentang sejarah bapak ipik di pendopo tersebut, beliau hanya menyebutkan sebuah nama yaitu bapak H. Sastra yang rumahnya tidak jauh dengan rumah sejarah tersebut.
kami akhirnya pergi ke rumah bapak H. Sastra tersebut, kami bertemu dengan sosok kakek yang masih telihat segar akan tetapi pas saya tanya ternyata umurnya sudah mencapai 80 tahun, dan beliau adalah saksi sejarah waktu bapak Ipik gandamanah mendiami rumah sejarah tersebut. sepertinya ini menjadi angin segara bagi rencana skripsiku yang insyaallah akan mengkaji tentang peran ipik gndamanah ini.
sudah sekitar lebih dari 40 menit saya dan temen saya bertanya semua tentang ipik gandamanah sampai disela-sela obrolan tersebut beliau menceritakan pula pengalaman umrohnya yang kebetulan baru kemarin sampai di rumah, dan suguhannya pun kita dikasih air zam-zam, kebetulan sekali. satu hal yang penting yang saya dapat dari obrolan dengan bapak H. Sastra adalah susahnya mempertahankan kemerdekaan sampai harus masuk keluar hutan dan naik turun gunung untuk berlari dari kejaran belanda, dan saya juga bersyukur lewat beliau pula saya mendapat akses ke keluarganya bapak Ipik Gandamanah yaitu Ibu Uce, dan pengalaman ini akan saya ceritakan nanti.
satu hal yang tidak saya niatkan, disana pas waktunya makan siang dan kami pun disuguhi makanan yang memang sebenarnya perut saya pun sudah lapar. setelah makan adzan dzuhur pun berkumandang, saya solat di sebuah masjid yang cukup besar disana, setelah solat dan kembali lagi ke rumah bapak H. Sastra dan tak lama kami berpamitan pulang dengan menyelipkan sebuah amplop sebagai tanda terimakasih dari kami yang sudah diberi info banyak mengenai bapak Ipik Gandamanah.
perjalanan pulangpun kami harus melewati tanjakan sepanjang 1 KM, dalam hati berkata kuat apa tidak motor yang sudah beusia 8 tahun ini merangkak naik membawa dua orang sekaligus, tapi alhamdulillah si merah kuat. dan perjalanan pulang kami pun hanya menempuh waktu sekitar 1 jam 30 menit dan teman saya sudah turun di kecamatan nanggung.
sekian.





ini beberapa foto perjalanan yang saya lakuakan untuk mencari jejak Ipik Gandamanah

(gapura desa Malasari, kecamatan nanggung yang sudah nampak tidak terurus)

(ini saya (penulis) yang dibelakangnya ada rumah sejarah atau pendopo Ipik Gandamanah)

(ini merupakan foto bapak Ipik Gandamanah yang berada di ruang tamu rumah sejarah)

(ini merupakan foto bapak ining, beliau sesungguhnya dalah yang memiliki rumah sejarah sebelumnya dan mempersilahkan bapak Iik Tinggal di rumahnya agar belanda tidak menemukan beliau) 


(ini adalah bapak H. Sastra, beliau sudah berumur 80 tahun tapi masih segar dan daya ingatnya juga kuat. bapak H. Sastra ini juga tidak lain adalah anak dari bapak Ining yang mempunyai rumah sejarah tersebut)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar